Tukang Becak Prestasi Segudang Kini Mengikuti Kejuaraan Master di Australia

SALATIGA – Meski umur terus bertambah, Darmianto (80) tetap aktif mengikuti lomba kategori master (veteran). Bahkan Rabu (26/10) ia bertolak ke Part, Australia untuk mengikuti kejuaraan master internasional di negeri Kanguru itu.

Penarik becak itu merupakan salah satu atlet master Indonesia yang mendapat rekomendasi dari Kemenpora dan Persatuan Atlet Master Indonesia (PAMI) pusat untuk mewakili Indonesia di Kejuaraan atletik master di Australia. Tentunya hal ini sangat membanggakan. Seorang penarik becak mewakili Merah Putih di ajang kejuaraan Internasional.

Tidak berlebihan memang bila Kemenpora dan PAMI pusat memberikan rekomendasi kepda pria berkumis tebal itu. Selain sebelumnya sudah banyak prestasi yang diraih oleh Darmianto, bukti lainnya dalam kejuaraan athletic di Salatiga yaitu SMAC 2014 lalu.

Ia menyabet 4 nomor lari pada kelompok usia 80 tahun yakni lari 400m, 800m, 1.500m dan 3.000m. Ia mengalahkan atlet master (veteran) dari sejumlah negara yang ikut di kejuaraan tersebut.

Bahkan saat gelaran SMAC ke-2 pada bulan Agustus lalu, Darmianto kembali menyabet empat medali emas yang dilombakan. Sama seperti pada lomba SMAC ke-1. Tentunya hal ini ikut membanggakan KONI Salatiga yang turut mensuportnya.

Wakil Sekretaris KONI Kota Salatiga, Agus Purwanto pun angkat bicara dengan atlet master yang satu ini. Menurut dia, Darmianto bisa dijadikan contoh dan teladan bagi atlet-atlet tidak hanya di Salatiga tapi juga di Indonesia. Di usianya yang sudah tua, Darmianto tetap bisa menjaga fisiknya secara prima dan terus berprestasi.

“Kami tak heran, Kemnpora dan PAMI pusat mengirimnya di kejuaraan atletik master di Australia mewakili Indonesia. Sungguh membanggakana,” katanya.

BagaimanaDarminato di usianya yang sudah uzur ini tetap menjaga performanya agar tetap prima, Darminato, setiap pagi mulai pukul 0700 WIB, berangkat dari rumahnya di Karnadon Lor, Suruh dengan berlari atau jalan kaki menuju Salatiga yang berjarak sekitar 12 Km.

“Selama masih kuat, saya akan tetap lari dan bekerja (narik becak),” ujar Darmianto alias Darminto ini.

Kemudian ia mengambil becak sewaannya di daerah Kemuning Salatiga. Hanya saja setiap harinya Darmianto belum tentu mendapat uang dari pekerjaan itu. “Sekarang ini banyak sepeda motor, sehingga jarang yang naik becak. Terkadang setiap harinya blong tak dapat penumpang. Kalau ramai pun antara Rp 20 hingga Rp 30 ribu,” katanya

Di usianya yang sudah senja ini, Darminato mengaku belum memiliki rumah sendiri, ia masih menumpang di rumah mertuanya bersama istri sambungan (45). Dari buah cintanya dengan istri ke-2 itu Darmianto dikaruniai tiga orang anak. Sedangkan dari istri pertamanya yang sudah cerai Siti Sumarni (60) dikaruniai dua orang anak.

Kendati belum bisa memiliki rumah sendiri dari hasil keringatnyadi dunia atletik, namun Darmiantomasih bersyukur karena bisa menyekolahkan semua anaknya hingga mentas SMA. “Yang patut saya syukuri di usia saya yang sudah tua ini masih diberi kesehatan sehingga masih bisa berlari dan narik becak,”katanya.

Darmianto mengaku untuk menjaga kondisi fisiknya tetap fit, ia sering mengkonsumsi minuman tradisional beras kencur plus telur bebek. Lari setiap pagiyang ia lakukan saat pulang-pergi kerja juga sangat menyehatkan jantungnya.

Di sisa usianya ini, Darmianto ingin mengabdikan ilmunya kepada generasi penerus jika ada yang menawarinya menjadi pelatih lari. “Silahkan kalau mau bertukar pikiran atau belajar tentang dunia lari, saya sangat senang, kata Darmianto yang ernah bergabung dengan club atletik terkenal Dragon Salatiga pimpinan Yon Daryono ini.

Sumber: Jateng Pos: Kamis, 27 Oktober 2016

DA