Tak Henti Lahirkan Pelari Andal

SALATIGA – Usia boleh tua, tetapi semangat masih membara. Itulah Yon Daryono, pelatih sekaligus pendiri klub atletik legendaris Salatiga, Dragon. Itu terlihat saat dia menunggui atlet berlatih di Stadion Kridanggo. Instruksi- instruksi, terkadang diselingi teriakan kepada anak asuh, masih terdengar di lapangan, meski tidak seagresif sewaktu muda.

Yon kini didampingi putrinya, Lusia Cahyawati, setiap melatih atlet. Nama Yon Daryono tak asing lagi bagi dunia atletik. Tak pelak, Salatiga melambung di kancah nasional dan internasional karena usaha keras pria yang hingga kini bermukim di kota kecil ini.

Melalui klub yang bermarkas di Stadion Kridanggo, dia mencetak atlet sekaliber Suryati (juara marathon Asia), Heny Melon (juara Asia lari 1.500 meter), Erny Ulatiningsih, dan lainnya. Jangan dilupakan pula, dia adalah sosok penting di balik kesuksesan pelari-pelari sekelas Lestariyanto, Bambang Istiawan, Muh Khabib, Pratito, Lucen Yatindas, Teguh Setyaji, Hendro Suwarno, Nur Amin, Supriyadi, Dony Setiawan, Ferry Junaedy, Aldy Zumbara , Rendy Herlianzah, Ollivia Niezar Suryati, Lusia Cahyasari, Lia Fitriani, Purwanti, dan Yuyun Yuliana.

Klub Dragon berdiri pada 1982. Yon Daryono memberi nama Dragon untuk klub yang tidak tumbuh di kawasan yang identik dengan hewan mistis Tiongkok itu. Dragon ternyata singkatan dari Derap Realita Amatir Gerakan Olahraga Nasional. ”Naga adalah lambang keperkasaan. Klub ini berdiri dengan modal semangat dan tekad,” kata Yon yang menjayakan para atlet pada 1985-2004.

Siapa Yon? Dia adalah pelari PON era 1962-1974. Setelah tidak bertanding, dia ke Jakarta bekerja apa pun di luar bidang olahraga. Dia menjaga gudang hingga menjadi pemain film. Namun Yon tidak bertahan lama bekerja di bidangbidang yang kurang sesuai dengan kebutuhan jiwa. Karena itulah, sejak awal 1980- an dia kembali kembali ke Jateng dan bermukim di Salatiga. Pada 1982 Yon menggelar kejuaraan lari bertajuk Pemudathon.

Kejuaraan itulah cikal bakal kemunculan klub Dragon. Kejuaraan sama digelar pada 1986 dengan tajuk Proklamathon yang dihadiri Menpora Abdul Gafur. Nama Dragon pun semakin moncer. Yon menceritakan, awalnya tempat latihan klub ini di Lapangan Pancasila.

”Stadion Kridango sebenarnya merupakan hadiah dari Presiden Soeharto. Ketika itu, karena prestasi atlet Salatiga menjulang, pada 1988 dibangunlah Stadion Kridanggo dengan dana dari pemerintah pusat,” katanya. Dragon meredup sejak 2004. Kondisi kesehatan Yon juga menurun. Bahkan ia terkena stroke yang membuat harta benda habis untuk membiayai kehidupan sehari- hari dan mengobati sakitnya.

Dana Pribadi

Tak ayal, Dragon pun vakum. Saat klub ini meredup, muncul klub lain, Lokomotif, yang dipimpin Alwi Mugiyanto yang dulu anak buah Yon. Mengadopsi ilmu kepelatihan dari Yon, Alwi juga telah melahirkan atlet yang bersinar seperti Ruwiyati, Trianingsih, Faizin, dan lainnya. Lokomotif telah ditinggal Alwi yang meninggal pada awal 2012 karena sakit. Kini kesehatan Yon mulai membaik.

Meski dimakan usia, semangat mencetak atlet seperti dahulu kala tumbuh lagi. Klub Dragon mulai membina atlet yunior, tak kurang dari 15 anak. Salah satu atlet yang berprestasi adalah Destiana Azzani Pasai yang baru saja meraih emas pada nomor jalan cepat dalam kejuaraan nasional atletik yunior Maret 2016 di Jakarta.

Dari mana datangnya dana? ”Pendanaan klub masih menjadi kendala klasik. Semua dana yang dikeluarkan untuk kelangsungan klub selama ini dari pribadi. Sebagian dari donatur.
Dengan modal semangat, Dragon akan bisa bangkit lagi,” kata pria kelahiran 10 Oktober 1946 itu. Kini usia Yon menginjak 70 tahun. Karena itu perlu pelapis yang siap melanjutkan citacitanya melahirkan atlet internasional. Lusia Cahya Sari-lah orangnya. Wanita kelahiran 3 Agustus 1976 itu kini menjadi asisten sang ayah.

”Saya mengidolakan ayah sendiri sebagai pelatih andal. Ayah saya patut menjadi contoh bagi pelatih muda seperti saya ini,’’kata istri mantan pelari jarak menengah Nur Amin yang kini bertugas sebagai anggota Satpol PPSalatiga itu. Yon tak mau tumbang. Dia yakin akan terus melahirkan para pemenang. (DA)

DA