Mulai Jadi Andalan Jateng

SALATIGA – Atlet Lempar cakram Salatiga Wahyu Nur Aini meneteskan air mata ketika lemparannya dinyatakan yang terjauh pada PON Ramaja I Jatim 2014 di Komplek Atletik Unesa, Surabaya. Dengan lemparan sejauh 34,23 meter, Aini mengalahkan atlet-atlet unggulan dari DKI Jakarta dan Jatim.

Atlet kelahiran Salatiga, 11 Maret 1998 itu pun menyumbangkan satu dari tujuh medali emas yang dibawa pulang kontingen Jateng. Hasil itu pun sekaligus menegaskan bahwa, atlet bertinggi 171 sentimeter dan berat 65 kilogram itu layak menjadi andalan Salatiga dan Jateng di tingkat nasional.

”Senang, bisa menyumbangkan emas bagi Jateng. Ini adalah medali emas pertama di level nasional. Namun, demikian, saya belum ingin berpuas diri. Banyak kejuaraan di depan mata yang harus dihadapi. Ke depan, saya ingin menjadi andalan Jateng untuk PON,” sambung Wahyu.

Sebenarnya, dia turun dua nomor di cabang atletik. Selain lempar cakram juga tolak peluru. Namun untuk nomor tolak peluru, dia memang tidak memasang target muluk. Aini memang ingin fokus di nomor lempar cakram. Hasilnya, meski hanya menyumbangkan satu emas, dia tetap dapat mengharumkan nama Jateng di level nasional.

Kegagalan
Penggemar nasi goreng itu tidak mendapatkan prestasi secara instan. Sejak beberapa tahun terakhirya dia terus berlatih dan menekuni nomor lempar cakram. Sebelum dan sepulang sekolah, dia pun harus rela meluangkan waktu untuk mengasah kemampuan. Panas matahari dan kelelahan menjadi hal biasa baginya.

Saat ini dia menjadi satu diantara atlet Atletik Kota Salatiga yang telah lolos Pra Kualifikasi PORPROV. Dia meraih peringkat 3 dibawah seniornya Dwi Ratnawati pada Kejuraan Atletik Terbuka Jawa Tengah 2017/ Pra Kualifikasi PORPROV 2018 (18-19/2) belum lama ini.

”Seperti belum bisa percaya pada PON Remaja 2014 kemarin saya berhasil meraih medali emas. Target ke depan saya harus berhasil meraih medali emas pada PORPROV 2018,” tandas Wahyu. (DA)

DA