KONI Salatiga Petakan Kekuatan Atlet

SALATIGA – Ketua Harian KONI Salatiga, Edy Pramono menyebutkan, jelang pelaksanaan PORPROV 2018, KONI Salatiga telah melakukan penyusunan sejumlah data atlet, guna persiapan dalam menghadapi Pra Kualifikasi PORPROV 2018.

Mulai identifikasi atlet sejak Maret 2017 dari masing-masing cabang olahraga (cabor), dilanjut pada April hingga Mei ini, dilakukan validasi ulang terhadap para atlet. “Secara terjadwal sudah kami agendakan semua. Saat ini, setelah April hingga Mei ini, dilakukan validasi ulang terhadap para atlet, dilanjut dengan anailis peta kekuatan baru untuk membuat target,” kata Edy Pramono, belum lama ini.

Dia menjelaskan, identifikasi dilakukan pada dua hal, yakni status kependudukan atlet dan identifikasi prestasi. Terkait status kependudukan atlet, diakuinya, hal itu sudah tertuang dalam aturan KONI Provinsi Jawa Tengah. Dimana didalamnya disebutkan, atlet yang bermain di PORPROV, minimal sudah satu tahun sebelumnya menjadi warga setempat. Dan khusus atlet dari Kota Salatiga, dia tidak menampik ada juga yang telah berjalan lima tahun (berkarier sebagai atlet Salatiga) namun masih ber KTP luar Salatiga.

Ditambahkan Ketua Tim Monitoring dan Evaluasi, Dance Ishak Palit, konsekuensi aturan baru KONI seputar identitas atlet ini, mereka harus siap membela PON atas nama Jateng, “Hal ini untuk mengindari kasus-kasus yang pernah terjadi di beberapa cabor,” tandas Dance.

Menurut dia, banyak kasus yang terjadi, dimana ramai-ramai “belanja atlet”, sementara atletnya sendiri dikontrak sampai PORPROV. Ketika selesai, atlet terkait balik ke daerahnya masing-masing. Sehingga tak terlalu berlebihan, jika saat ini kabupaten/ kota mulai memperhatikan kesejahteraan atlet. Proses kutu loncat terjadi, karena kesejahteraan atlet masih rendah. “Mulai sekarang ini dilakukan validasi dan konsistensi dari atlet yang benar-benar punya prestasi. Sehingga prestasi diraih dengan cara yang benar,” tuturnya. (DA)