SEMARANG – Semarang- Kontingen tim Jateng kembali meloloskan tiga petembaknya ke ajang PON XIX 2016, dari hasil Kejurnas Menembak Anniversary Cup di Jakarta, pada akhir September lalu.
Tiga petembak yang meraih tiket itu yakni, Agus DS di nomor air pistol, Ricky Gondoatmojo (air rifle) dan Gatot Puspojudo (smallbore prone).
“Dari ajang itu, tiga atlet kami lolos. Agus menempati urutan keenam, Ricky rangking kelima sedangkan Gatot di posisi keempat. Gatot sebenarnya sudah meraih tiket PON, jadi ada delapan petembak yang sudah lolos ke PON,” kata pelatih Jateng, Andi Hendrata, di Semarang, Minggu (11/10).
Sebelumnya, Jateng telah meloloskan enam petembaknya, yaitu Shilla Prasasti, Dinnie Ary Wiharsanti, Ramandila, Dalimin, Niko Alvian dan Gatot. Menurut Andi, Jateng masih berpeluang menambah kuota petembak di dua ajang berikutnya, yaitu Sriwijaya Open yang dibarengkan Kejuaraan SEASA di Palembang, pada 14-27 November mendatang, serta Kejuaraan Antar pengprov di Bandung, Januari 2016.
“Sebetulnya ada sekitar 20-an petembak Jateng yang memenuhi minimum qualification score (MQS). Harapannya, jika sampai Pra-PON masih ada sisa kuota, PB akan mengambilkan dari MQS ini,” tambah Andi.
Dia memperkirakan, persaingan di PON bakal sangat sengit. Dia melihat, kemajuan para petembak DKI Jakarta, Jatim, Kaltim dan tuan rumah Jabar, sudah maju pesat. “ Di PON nanti hanya melombakan air rifle senior-junior, smallbore prone putra-putri dan smallbore prone 3 posisi yang hanya putra. Padahal di putri, kami termasuk unggulan. Kami tetap berharap emas di PON nanti,” imbuhnya.
Butuh Peluru
Sementara itu petembak senior, Gatot Puspojudo, menandaskan, di tengah persaingan yang ketat dengan petembak muda, dirinya tetap punya komitmen untuk berprestasi secara optimal.
“Saya memang vakum dua tahun, tapi nyatanya saya bisa lolos. Jadi tak perlulah saya diragukan. Demi Jateng, sisa waktu setahun saya akan tetap berlatih keras,” katanya.
Dia juaga mernyarankan, agar Pengprov Perbakin Jateng memenuhi kebutuhan para atletnya, khususnya untuk peluru nomor senjata api. Para petembak butuh amunisi peluru yang cukup. “Petembak senjata api, jangan terus diberi peluru angin. Ibarat kendaraan, terbiasa menggunakan bensin, terus diisi solar, ya jebol,” ungkapnya.
Cabang menembak, imbuh dia, sudah dua kali PON menggunakan pelatih asing. Sebaiknya, dana untuk merekrut pelatih asing, digantikan saja untuk membeli peluru bagi para petembak pelatda Jateng, gun persiapan PON mendatang.
(Jie-Am)
Sumber: Wawasan. Senin, 12 Oktober 2015