BIDIK EMAS DI PON PERTAMA

SALATIGA – PON XX Papua pada 2021 adalah ajang pertandingan multievent nasional pertama yang akan dilakoni karateka Sindhytyas Putri Vedhayana.

Tidak tanggung-tanggung wanita kelahiran 21 November 1996 membidik pencapaian tertinggi yaitu emas di kelas kumite 68 kilo gram untuk Jateng.

Target itu tentu bukan mengada-ada. Ia bertekad dengan semangat tinggi ditunjang latihan keras dan disiplin, bukan tidak mungkin target itu bisa diraih. Meraih runner up pada babak kualifikasi PON 2019, Tentunya menjadi motivasi tersendiri bagi wanita yang beralamat di Jl. Kendalisodo 17A Kalicacing, Sidomukti,Salatiga ini.

Putri mantan penjaga gawang PSIS Eka Vedhayana ini sebenarnya punya kesempatan tampil di PON 2016. Sayang, Ketika itu, ia mundur dari Platda Pra-PON Jateng pada 2015 lantaran harus mengikuti pendidikan kepolisian. Kini polisi wanita yang berpangkat brigadir dua (Bripda) ini merasa mantap persiapan di PON. Tidak banyak kendala yang menghadang dalam latihan guna meraih ambisinya itu. Meski begitu, wanita lajang ini harus pintar membagi waktu antara pekerjaan dan latihan karate.

“ Saya yang sehari-hari bertugas di polda jateng bisa membagi waktu antara latihan dan kerja. Latihan dilakukan setelah kerja dan apabila mendekati pertandingan, ada dispensasi untuk mengikuti pemusatan latihan. Saya bersyukur dari institusi selama ini mendukung dan mengizinkan saya “,kata Alumnus SMA 1 Salatiga ini.

Panemi covid-19 yang melanda dunia dan Indonesia tentunya membuat persiapan dirinya agak terganggu. Ia harus menjalani latihan mandiri di rumah selama ini. Latihan bersama baru akan dimulai pada pecan depan.

Meski latihan mandiri, tetapi tetap dilakukan dengan antusias dan sungguh-sungguh. Ini demi menjaga kebugaran tubuh agar target meraih emas di PON nanti bisa tercapai.

“selama latihan mandiri di rumah saya menikmati saja. Ini deni protokol kesehatan Covid-19, yaitu jaga jarak, memakai masker dan rajin mencuci tangan” ucap wanita yang akrab disapa Sindhy ini.

Darah atlet memang mengalir deras didiri Sindhy. Ayahnya yang mantan penjaga gawang PSIS ini tentu mendukung dirinya menyalurkan hobi olahraga. Sejak kelas 1 SD,Sindhy sudah bergabung dengan sasana schreuder Salatiga untuk berlatih karate.

“mungkin kalau saya pria didorong menjadi pesepakbola. Tetapi karena saya wanita, saya terjun dikarate”. Ucapnya

DA